Foto harimau Jawa dari Ujung Kulon memang menjadi objek yang menarik perhatian banyak orang, namun sedikit yang tahu bahwa untuk dapat memotret momen tersebut, peneliti sekelas Hoogerwerf pun masih membutuhkan bantuan pemandu lapang yang sangat paham akan lokasi-lokasi di mana harimau Jawa biasanya beraktivitas.
Dalam dunia ilmu pengetahuan, mungkin belum tercatat dengan jelas siapa nama pemandu lapang Hoogerwerf yang menunjukkan lokasi di mana harimau Jawa biasa minum sehingga pemotretan tersebut dapat dilakukan. Namun, pertanyaan menarik yang muncul adalah apakah kita seharusnya tidak mencatat dan menghargai warga lokal yang memiliki pengetahuan dan kesaksian terhadap harimau Jawa?
Hal ini membuka ruang untuk berandai-andai, jika Hoogerwerf tidak mau mengakui kesaksian pemandu lapangnya, mungkin saja foto tersebut tetap bisa dihasilkan, namun mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menelisiknya.
Jadi, menelusuri siapa nama pemandu lapang Hoogerwerf yang menunjukkan lokasi di mana harimau Jawa dari Ujung Kulon itu biasa minum menjadi sebuah tantangan tersendiri. Apakah ada yang bisa membantu menjawab?