Gbr 1. Kijang betina di Gn Raung |
Apakah merupakan suatu kebetulan, pada saat PKJ mengoperasionalkan kamera trap jenis CamDeer (pinjaman dari CI-IP), memotret sosok kijang jawa, walaupun di tempat yang terpisah yaitu di Jatim dan Jogja.
Pada bulan Maret pemasangan kamera trap dilakukan di Gunung Raung Jawa Timur dan bulan Desember di Gunung Merapi Jogjakarta. Pemasangan di kedua gunung di jawa ini bertujuan untuk mendeteksi kembali eksistensi karnivor besar Jawa baik harimau loreng maupun macan tutul. Uniknya dari kedua lokasi tersebut untuk sementara yang terfoto masih satwa golongan sumber pakan paling disukai karnivor besar, yaitu: Muntiacus muntjak atau kijang jawa.
Gbr 2. Kijang betina di TN Gn. Merapi |
Pemasangan kamera trap hanya dilakukan selama 2 minggu; mengingat kemampuan yang dimiliki PKJ untuk melakukan operasionalnya masih sangat terbatas.
Kawasan pemantauan di Gunung Raung merupakan hutan lindung wilayah kelola Perum Perhutani, sedangkan untuk kawasan di Gn Merapi sudah menjadi Taman Nasional. Walaupun begitu, berdasarkan penuturan penduduk yang mukim di Gn Raung sejak 1984 (Mbah Amir), kegiatan PKJ merupakan penelitian satwa pertama kali di kawasan ini. Dimana sejak dulu, tidak ada peneliti yang datang untuk meneliti jenis-jenis satwa yang ada di hutan di dekat mereka. Sedangkan foto kijang dari TNGM, merupakan bukti pertama kali sosok kijang Merapi, dimana belum pernah dilakukan penelitian menggunakan kamera trap di kawasan ini. Walaupun sebenarnya kawasan Gunung Merapi “sangat dekat“ dengan berbagai UNIVERSITAS ternama di Jogjakarta.
Sesungguhnya masih banyak kawasan hutan tersisa di Pulau Jawa yang masih menyimpan informasi potensi hidupan liarnya, hanya saja “PERANG OPINI” tentang Jawa sebagai “PULAU TERPADAT PENDUDUKNYA” menjadikan ilmuwan hidupan liar, jarang yang peduli terhadap hutan di Jawa. Padahal di Jawa masih ada badak jawa, banteng jawa, harimau jawa, macan jawa, rusa jawa, kijang jawa, kancil jawa, babi hutan jawa dan landak jawa.
Peduli Karnivor Jawa, sebagai lembaga Riset Independen mencoba menumbuhkan semangat penelitian mandiri bagi Karang Taruna dan Masyarakat Tempatan. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan pendampingan riset pemantauan macan oleh Karang Taruna di Gn Muria bersama MRC-Ina Kudus dan Karang Taruna serta Pemuda Pecinta Alam Gunung Kidul.